JIP - Setelah puas bermain dengan Mercedes-Benz GLE 400 beberapa waktu lalu,
PT. Mercedes-Benz Indonesia kembali menawarkan sensasi SUV terbarunya.
Kali ini sebuah GLC 250 Exclusive 4MATIC. Lebih kompak,
namun juga tetap mewarisi tradisi keluarga Gelandewagen dalam hal kemampuan offroad-nya.
Mercedes-Benz GLC 250 menggunakan platform C-Class dari kode huruf terakhirnya.
Sehingga, impresi sebuah crossover lekat dalam tubuhnya,
meski Mercedes-Benz tetap menyebutnya sebagai SUV, dengan nomenklatur “GL” di depannya.
Dibalik penggolongannya tersebut,
pabrikan asal Stuttgart ini sukses mengawinkan kemewahan dan karakter dinamis dari sebuah C-Class,
namun lebih kokoh dan independent layaknya SUV
mereka yang sudah menjadi benchmark atas sebuah kendaraan yang sukses,
baik di kalangan militer juga offroad.
Ketika masuk ke dalam, posisi mengemudi yang rendah identik dengan karakter sedannya, begitu dinamis.
Mesin 4 silinder berkapasitas 2.000 cc dengan turbocharger membuatnya cekatan.
Terlebih Mercedes-Benz membekalinya dengan transmisi otomatis 9 percepatan terbaru,
yakni 9G-TRONIC.
Tenaga sebesar 211 hp dan torsi 350 Nm mampu membuatnya berlari sprint 0-100 km/jam dalam 7,3 detik (klaim).
Dibalik tenaganya yang cukup padat berisi,
GLC 250 juga mampu memberikan konsumsi bahan bahar yang cukup efisien.
Kami mencatat angka 8 hingga 9 liter untuk setiap 100 kilometernya,
dengan gaya mengemudi dan lalu lintas yang beragam.
Pada bagian suspensinya, GLC 250 sudah mengaplikasi teknologi DIRECT CONTROL.
Fitur ini memungkinkan suspensi bersinergi dengan mode pengendaraan yang dipilih,
mulai dari comfort hingga Sport+. Ketika model comfort,
maka ride height akan mengembang beberapa milimeter demi mendapatkan travel optimal yang meredam guncangan.
Sementara pada model Sport+,
suspensi akan mengurangi ketinggiannya beberapa milimeter demi mendapatkan karakter yang lebih stiff ketika diajak bermanver.
Namun bagi kami, suspensi GLC 250 terasa terlalu empuk, bahkan di mode sport+ sekalipun.
Sementara fitur 4MATIC memainkan peranannya ketika dipacu di lintasan on-road perkotaan.
Penggerak All-Wheel Drive (AWD) ini selalu membagi tenaga yang merata di setiap waktunya.
Hal ini memberikan kontribusi yang besar membuat handling yang agile dan bersahabat.
Bahkan ketika ketika kami mematikan kontrol traksi,
4MATIC mampu membantu dalam menjaga traksi roda.
Hasil impresif yang kami rasakan di jalanan perkotaan tentu tidak membuat kami puas.
Hari kedua kami membawanya ke daerah perbukitan kapur yang terletak di Cileungsi,
Jawa Barat.
Alasan kami membawa GLC 250 ini ke kawasan perbukitan kapur lantaran ingin mencoba kesaktian 4MATIC.
Lenggangnya jalan tol Jagorawi membuat kami “jahil” ingin sedikit memeras mesin multi platform ini.
Dengan tenaga puncak 211 hp pada 5.500 RPM,
cukup sakti untuk memberikan gaya G ekstra saat berakselerasi penuh.
Dengan mode Sport+, kecepatan 180 km/jam mudah digapai.
Transmisi 9G-TRONIC mampu memberikan penyaluran tenaga yang optimal di setiap putaran mesin.
Dengan 9 percepatan, rasio gigi terasa rapat,
sehingga membantu performa mesin tetap terjaga pada power band optimalnya.
Selain itu, yang kami suka adalah respon setir yang akurat.
Satu-satunya yang menjadi catatan adalah karakter suspensi yang sedikit terlalu empuk,
membuat gejala body roll sedikit terasa.
Namun hal tersebut terobati dengan posisi duduk rendah ala sedan, memberikan sensasi sporty.
Keluar tol Cibubur, kami langsung menuju kawasan perbukitan kapur Cileungsi.
Kondisinya kini yang telah dimanfaatkan sebagai tambang kapur,
membuat jalanan rusak parah. Petualangan sebenarnya pun dimulai.
Sekali lagi kami merasa bahwa suspensi GLC 250 sedikit terlalu empuk.
Ketika bertemu dengan lubang atau cerukan yang dalam, kami harus ekstra hati-hati dalam menentukan jalur yang akan dilewati.
Karena terlalu empuk, bagian depan kerap menunduk (dive) berlebihan dan akan membentur komponen kolong mobil.
Namun beruntungnya, underbody protector tak sampai membentur kontur batu kapur lantaran memiliki ground clearance yang mumpuni.
4MATIC memainkan peranannya. Dengan distribusi tenaga pintar yang diatur oleh komputer,
membuat traksi tetap terjaga di berbagai kondisi jalan.
Termasuk pada kontur bebatuan kapur yang licin setelah diguyur hujan.
Meski tak ada low gear layaknya penggerak AWD,
namun merayap di bebatuan kapur dengan kecepatan rendah cukup seru untuk dicoba.
Bahkan ketika bertemu dengan cerukan yang dalam hingga membuat salah satu posisi roda menggantung,
4MATIC secara cerdas langsung mendistribusikan tenaga ke roda yang masih memiliki traksi.
Saat sampai di perbukitan kapur, kami sempat mengajak GLC 250 untuk menaklukkan bukit yang sedikit curam,
namun tetap aman. Kombinasi antara 4MATIC dan transmisi 9G-TRONIC sangat membantu dalam menyesuaikan
karakter tenaga yang smooth, sehingga mencegah ban kehilangan traksi.
Kami bahkan merasa bagaikan offroader kawakan lantaran bantuan sederet teknologi canggih ini.
Perjalanan kami bersama GLC 250 diakhiri dengan sesi foto untuk menangkap cantiknya siluet tubuh SUV dengan bobot kosong 1,73 ton ini.
Kebetulan, GLC 250 yang kami bawa datang dari trim Exclusive, yang menjadikannya lebih mewah dan atraktif.
Di interior misalnya, sudah menggunakan lampu LED sebagai lampu utama dan Daylight Running Lamp (DRL).
Sementara pada bagian kaki-kaki sudah kekar lantaran menggunakan pelek 19 inci.
GLC 250 memang pas bagi Anda yang gemar petualangan outdoor
dengan sedikit adrenalin namun tetap lincah dan nyaman layaknya sebuah crossover perkotaan. Pratomo FJ / Kodjang
Spesifikasi Teknis
Mesin : Bensin 4 silinder 2.000cc turbocharger
Tenaga : 211 hp @ 5.500 RPM
Torsi : 350 Nm @ 1.200-4.000 RPM
Transmisi : Otomatis 9 percepatan 9G-TRONIC
Penggerak : AWD 4MATIC
Bobot : 1,73 ton (kosong)
Ground Clearance : 123 mm
Tinggi : 1644 mm
Panjang : 4656 mm
Lebar : 1890 mm
Wheelbase : 2873 mm
0-100 km/jam : 7,3 detik (klaim)
Editor | : | inne |
KOMENTAR