Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Test Drive, Mercedes-Benz GLC 250 Exclusive 4MATIC. Urban Gelandewagen

Senin, 19 Juni 2017 | 21:16 WIB
No caption
No credit
No caption

JIP - Setelah puas bermain dengan Mercedes-Benz GLE 400 beberapa waktu lalu,

PT. Mercedes-Benz Indonesia kembali menawarkan sensasi SUV terbarunya.

Kali ini sebuah GLC 250 Exclusive 4MATIC. Lebih kompak,

namun juga tetap mewarisi tradisi keluarga Gelandewagen dalam hal kemampuan offroad-nya.

No caption
No credit
No caption
Tetap mewarisi tradisi keluarga Gelandewagen dalam hal kemampuan offroad-nya

Mercedes-Benz GLC 250 menggunakan platform C-Class dari kode huruf terakhirnya.

Sehingga, impresi sebuah crossover lekat dalam tubuhnya,

meski Mercedes-Benz tetap menyebutnya sebagai SUV, dengan nomenklatur “GL” di depannya.

Dibalik penggolongannya tersebut,

pabrikan asal Stuttgart ini sukses mengawinkan kemewahan dan karakter dinamis dari sebuah C-Class,

namun lebih kokoh dan independent layaknya SUV

mereka yang sudah menjadi benchmark atas sebuah kendaraan yang sukses,

baik di kalangan militer juga offroad.

No caption
No credit
No caption
Sebagai SUV modern, sektor multimedia menjadi perhatian serius. GLC 250 dilengkapi layar monitor 7 inci plus pengaturan center controller dan DYNAMIC SELECT.

Ketika masuk ke dalam, posisi mengemudi yang rendah identik dengan karakter sedannya, begitu dinamis.

Mesin 4 silinder berkapasitas 2.000 cc dengan turbocharger membuatnya cekatan.

Terlebih Mercedes-Benz membekalinya dengan transmisi otomatis 9 percepatan terbaru,

yakni 9G-TRONIC.

Tenaga sebesar 211 hp dan torsi 350 Nm mampu membuatnya berlari sprint 0-100 km/jam dalam 7,3 detik (klaim).

Dibalik tenaganya yang cukup padat berisi,

GLC 250 juga mampu memberikan konsumsi bahan bahar yang cukup efisien.

Kami mencatat angka 8 hingga 9 liter untuk setiap 100 kilometernya,

dengan gaya mengemudi dan lalu lintas yang beragam.

Pada bagian suspensinya, GLC 250 sudah mengaplikasi teknologi DIRECT CONTROL.

Fitur ini memungkinkan suspensi bersinergi dengan mode pengendaraan yang dipilih,

mulai dari comfort hingga Sport+. Ketika model comfort,

maka ride height akan mengembang beberapa milimeter demi mendapatkan travel optimal yang meredam guncangan.

Sementara pada model Sport+,

suspensi akan mengurangi ketinggiannya beberapa milimeter demi mendapatkan karakter yang lebih stiff ketika diajak bermanver.

Namun bagi kami, suspensi GLC 250 terasa terlalu empuk, bahkan di mode sport+ sekalipun.

No caption
No credit
No caption
Kapasitas bagasi sedikit terganggu dengan penempatan ban cadangan. Hal ini dikarenakan sejatinya GLC 250 sudah menggunakan ban Run Flat Tire (RFT).

Sementara fitur 4MATIC memainkan peranannya ketika dipacu di lintasan on-road perkotaan.

Penggerak All-Wheel Drive (AWD) ini selalu membagi tenaga yang merata di setiap waktunya.

Hal ini memberikan kontribusi yang besar membuat handling yang agile dan bersahabat.

Bahkan ketika ketika kami mematikan kontrol traksi,

4MATIC mampu membantu dalam menjaga traksi roda.

Hasil impresif yang kami rasakan di jalanan perkotaan tentu tidak membuat kami puas.

Hari kedua kami membawanya ke daerah perbukitan kapur yang terletak di Cileungsi,

Jawa Barat.

Alasan kami membawa GLC 250 ini ke kawasan perbukitan kapur lantaran ingin mencoba kesaktian 4MATIC.

Lenggangnya jalan tol Jagorawi membuat kami “jahil” ingin sedikit memeras mesin multi platform ini.

Dengan tenaga puncak 211 hp pada 5.500 RPM,

cukup sakti untuk memberikan gaya G ekstra saat berakselerasi penuh.

Dengan mode Sport+, kecepatan 180 km/jam mudah digapai.

Transmisi 9G-TRONIC mampu memberikan penyaluran tenaga yang optimal di setiap putaran mesin.

Dengan 9 percepatan, rasio gigi terasa rapat,

sehingga membantu performa mesin tetap terjaga pada power band optimalnya.

No caption
No credit
No caption
Mesin 4 silinder berkapasitas 2.000 cc dengan turbocharger merupakan versi mesin modular yang juga terdapat di beberapa varian Mercedes-Benz lainnya, yakni C-Class dan E-Class.

Selain itu, yang kami suka adalah respon setir yang akurat.

Satu-satunya yang menjadi catatan adalah karakter suspensi yang sedikit terlalu empuk,

membuat gejala body roll sedikit terasa.

Namun hal tersebut terobati dengan posisi duduk rendah ala sedan, memberikan sensasi sporty.

Keluar tol Cibubur, kami langsung menuju kawasan perbukitan kapur Cileungsi.

Kondisinya kini yang telah dimanfaatkan sebagai tambang kapur,

membuat jalanan rusak parah. Petualangan sebenarnya pun dimulai.

No caption
No credit
No caption
Unit yang kami coba merupakan trim Exclusive yang sudah menggunakan pelek 19 inci yang dibalut ban all season dari Pirelli Scorpion Verde berprofil 235/55R19. Sementara untuk GLC 250 reguler menggunakan pelek 18 inci.

Sekali lagi kami merasa bahwa suspensi GLC 250 sedikit terlalu empuk.

Ketika bertemu dengan lubang atau cerukan yang dalam, kami harus ekstra hati-hati dalam menentukan jalur yang akan dilewati.

Karena terlalu empuk, bagian depan kerap menunduk (dive) berlebihan dan akan membentur komponen kolong mobil.

Namun beruntungnya, underbody protector tak sampai membentur kontur batu kapur lantaran memiliki ground clearance yang mumpuni.

4MATIC memainkan peranannya. Dengan distribusi tenaga pintar yang diatur oleh komputer,

membuat traksi tetap terjaga di berbagai kondisi jalan.

Termasuk pada kontur bebatuan kapur yang licin setelah diguyur hujan.

Meski tak ada low gear layaknya penggerak AWD,

namun merayap di bebatuan kapur dengan kecepatan rendah cukup seru untuk dicoba.

Bahkan ketika bertemu dengan cerukan yang dalam hingga membuat salah satu posisi roda menggantung,

4MATIC secara cerdas langsung mendistribusikan tenaga ke roda yang masih memiliki traksi.

Saat sampai di perbukitan kapur, kami sempat mengajak GLC 250 untuk menaklukkan bukit yang sedikit curam,

namun tetap aman. Kombinasi antara 4MATIC dan transmisi 9G-TRONIC sangat membantu dalam menyesuaikan

karakter tenaga yang smooth, sehingga mencegah ban kehilangan traksi.

Kami bahkan merasa bagaikan offroader kawakan lantaran bantuan sederet teknologi canggih ini.

Perjalanan kami bersama GLC 250 diakhiri dengan sesi foto untuk menangkap cantiknya siluet tubuh SUV dengan bobot kosong 1,73 ton ini.

Kebetulan, GLC 250 yang kami bawa datang dari trim Exclusive, yang menjadikannya lebih mewah dan atraktif.

Di interior misalnya, sudah menggunakan lampu LED sebagai lampu utama dan Daylight Running Lamp (DRL).

Sementara pada bagian kaki-kaki sudah kekar lantaran menggunakan pelek 19 inci.

Interior lebih nyaman dengan balutan kulit Artico plus panel kayu bermotif “Black piano lacquer”. Posisi duduk yang rendah memang identik dengan versi sedannya.

GLC 250 memang pas bagi Anda yang gemar petualangan outdoor

dengan sedikit adrenalin namun tetap lincah dan nyaman layaknya sebuah crossover perkotaan. Pratomo FJ / Kodjang

Spesifikasi Teknis

Mesin                           : Bensin 4 silinder 2.000cc turbocharger

Tenaga                         : 211 hp @ 5.500 RPM

Torsi                            : 350 Nm @ 1.200-4.000 RPM

Transmisi                     : Otomatis 9 percepatan 9G-TRONIC

Penggerak                    : AWD 4MATIC

Bobot                           : 1,73 ton (kosong)     

Ground Clearance         : 123 mm

Tinggi                          : 1644 mm

Panjang                        : 4656 mm

Lebar                           : 1890 mm

Wheelbase                   : 2873 mm

0-100 km/jam               : 7,3 detik (klaim)

Editor : inne

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa