Bekerjasama dengan beberapa karoseri, maka muncullah versi station wagon ataupun versi dobel kabin.
Melalui GTL inilah, popularitasnya kian berkibar di dunia tambang dan perkebunan.
F75 Rocky muncul pada tahun 1988, bersamaan dengan facelift menjadi lampu kotak dan sekaligus diperkenalkannya mesin baru DL42.
Jantung anyar Taft ini memiliki isi silinder yang sama dengan DL41, hanya sistem pompa solarnya tak lagi mengunakan inline, namun berganti ke rotary.
Sementara untuk menggerakkan camshaftnya menggunakan timing belt yang menggantikan timing gear yang berisik.
F75 Rocky sendiri tak ubahnya merupakan renamed F69 GTX yang diberi tambahan gardan depan.
Dikarenakan memiliki wheelbase lebih panjang, maka Rocky pun lebih nyaman dibandingkan dengan F70 GT.
Mungkin karena dibanderol dengan harga lebih tinggi, Rocky pun tidak bisa dengan serta merta menggeser GT.
Masing-masing seolah memiliki pasar sendiri. Sementara itu, kehadiran Rocky merupakan akhir dari eksistensi F69 GTX yang tak lagi dilanjutkan penjualannya.
Sementara F69 GTS dan GTL diberi tambahan Hiline di belakang nama masing-masing.
Sesuai dengan singkatan dan namanya, bukanlah omong kosong jika Taft dihubungkan dengan ketangguhan.
Banyak kisah yang beredar dari sekitar kita mengenai ketangguhan jip ini, baik dalam keseharian maupun dari dalam tambang.
Kisah yang sohor adalah, Taft tak jarang menjadi kendaraan garda terakhir yang diandalkan untuk menolong armada kendaraan tambang yang didominasi kendaraan double kabin saat terjadi masalah.
Hingga muncul suatu anekdot bahwa Taft adalah kendaraan tambang yang selalu ada di setiap generasi baru kendaraan double kabin di areal pertambangan.
Dan jangan lupa, tentu Syamsir Alam punya alasan kuat ketika memilih Taft sebagai andalan saat membuka jalur ekspedisi off-road. Suryo Sudjatmiko
IFS Taft
Tahun 1995 menjadi tahun penutup bagi Generasi III Taft di Indonesia.
Terdapat kevakuman selama setahun hingga tahun 1996 muncullah generasi penerusnya yang tidak lagi mengandalkan per daun, dan beralih pada per torsi dan keong.
Kode pun berubah. F70 menurunkan F73 sebagai versi SWB, sedangkan F75 menjadi F78.
Pada generasi IV ini kesemuanya berpenggerak 4x4 dan memiliki mesin yang sama dengan pendahulunya yakni DL42.
Namun pada tahun 1999, generasi III lahir kembali walaupun dalam waktu relatif singkat.
Kebutuhan kendaraan tangguh di pertambangan khususnya, membawanya kembali.
Hanya versi LWB saja yang kembali dihadirkan, itupun hanya untuk kebutuhan fleet saja.
Tak ada alasan lain yang membuatnya kembali selain mengenai ketangguhannya.
Editor | : | inne |
KOMENTAR