JIP - Siapa yang tidak kenal Daihastu Taft? Bagi Daihatsu, Taft merupakan singkatan dari Tough Almighty Fourwheeldrive Transport.
Jip ini merupakan legenda tersendiri bagi Indonesia terutama di ranah working class. Dunia pertambangan dan perkebunan mencatatkan dirinya sebagai pengguna terbesar,
namun masyarakat pun ternyata menerima kehadirannya dengan baik. Jip ini bukan merupakan barang asing yang dipergunakan sebagai sarana transportasi harian hingga media modifikasi hingga saat ini.
Generasi pertama hingga keempat yang menjadi generasi penutup, kesemuanya mengaspal di Indonesia.
Akan tetapi dari kesemuanya, Generasi III lah yang paling memiliki pengaruh kuat di Indonesia.
Pada Gen III inilah Taft memiliki varian paling banyak untuk ditawarkan dan pada eranya Taft membukukan rekor penjualan di Indonesia.
Bahkan menurut salah satu sumber, konon melalui generasi III kita tercatat sebagai pemakai Taft terbesar di dunia!
Taft generasi III ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1985. Ciri jip generasi awal dengan sasis tangga dan suspensi per daun menjadi identitas tersendiri.
Namun demikian, memiliki disain bodi yang relatif moderen pada jamannya membuatnya tampil beda, dan mudah membuat orang untuk jatuh hati pada jip ini
F70 muncul sebagai pembuka di tahun 1985. Imbuhan nama GT pada bagian belakang Taft memberikan identitas tersendiri bagi jip ini pada masyarakat.
Bahkan nama GT ini lebih masyur daripada model F70 itu sendiri. Kelak di kemudian hari orang Indonesia khususnya mengenal semua varian jip ini,
bahkan juga generasi IV sebagai Taft GT.
Kembali ke F70. Model dengan wheelbase pendek ini diposisikan sebagai pengganti kedudukan F50 alias Taft Kebo.
Dibandingkan dengan F50, model ini memiliki dimensi lebih besar dan lapang. Sementara itu mesin diesel DL41 2.8 liter lebih rensponsif dan bertenaga dibandingkan pendahulunya yang bergantung pada mesin DG 2.5 liter.
Walau volume mesin meningkat namun tetap hemat dalam penggunaan bahan bakar. Singkatnya
Sehingga Taft muncul sebagai sosok kendaraan dengan durabilitas yang cukup baik dan relatif nyaman digunakan dalam medan on road maupun offroad.
Selang setahun Daihatsu melengkapi F70 dengan diperkenalkannya F69 yang tak lain merupakan versi Taft yang paling fleksibel,
karena memiliki 3 ukuran wheelbase. GTS untuk SWB, GTX untuk medium wheelbase dan GTL untuk LWB.
Di sinilah Daihatsu bermain cerdik dengan memperkenalkan versi 4x2 yang meliputi ketiganya. Opsi 4x4 hanya diberikan pada versi GTL saja.
Versi GTL ini tersedia dalam bentuk pikap dan cabin sasis (model tanpa bodi belakang). Sehingga dapat dialihfungsikan dalam pemakaian yang lebih luas.
Bekerjasama dengan beberapa karoseri, maka muncullah versi station wagon ataupun versi dobel kabin.
Melalui GTL inilah, popularitasnya kian berkibar di dunia tambang dan perkebunan.
F75 Rocky muncul pada tahun 1988, bersamaan dengan facelift menjadi lampu kotak dan sekaligus diperkenalkannya mesin baru DL42.
Jantung anyar Taft ini memiliki isi silinder yang sama dengan DL41, hanya sistem pompa solarnya tak lagi mengunakan inline, namun berganti ke rotary.
Sementara untuk menggerakkan camshaftnya menggunakan timing belt yang menggantikan timing gear yang berisik.
F75 Rocky sendiri tak ubahnya merupakan renamed F69 GTX yang diberi tambahan gardan depan.
Dikarenakan memiliki wheelbase lebih panjang, maka Rocky pun lebih nyaman dibandingkan dengan F70 GT.
Mungkin karena dibanderol dengan harga lebih tinggi, Rocky pun tidak bisa dengan serta merta menggeser GT.
Masing-masing seolah memiliki pasar sendiri. Sementara itu, kehadiran Rocky merupakan akhir dari eksistensi F69 GTX yang tak lagi dilanjutkan penjualannya.
Sementara F69 GTS dan GTL diberi tambahan Hiline di belakang nama masing-masing.
Sesuai dengan singkatan dan namanya, bukanlah omong kosong jika Taft dihubungkan dengan ketangguhan.
Banyak kisah yang beredar dari sekitar kita mengenai ketangguhan jip ini, baik dalam keseharian maupun dari dalam tambang.
Kisah yang sohor adalah, Taft tak jarang menjadi kendaraan garda terakhir yang diandalkan untuk menolong armada kendaraan tambang yang didominasi kendaraan double kabin saat terjadi masalah.
Hingga muncul suatu anekdot bahwa Taft adalah kendaraan tambang yang selalu ada di setiap generasi baru kendaraan double kabin di areal pertambangan.
Dan jangan lupa, tentu Syamsir Alam punya alasan kuat ketika memilih Taft sebagai andalan saat membuka jalur ekspedisi off-road. Suryo Sudjatmiko
IFS Taft
Tahun 1995 menjadi tahun penutup bagi Generasi III Taft di Indonesia.
Terdapat kevakuman selama setahun hingga tahun 1996 muncullah generasi penerusnya yang tidak lagi mengandalkan per daun, dan beralih pada per torsi dan keong.
Kode pun berubah. F70 menurunkan F73 sebagai versi SWB, sedangkan F75 menjadi F78.
Pada generasi IV ini kesemuanya berpenggerak 4x4 dan memiliki mesin yang sama dengan pendahulunya yakni DL42.
Namun pada tahun 1999, generasi III lahir kembali walaupun dalam waktu relatif singkat.
Kebutuhan kendaraan tangguh di pertambangan khususnya, membawanya kembali.
Hanya versi LWB saja yang kembali dihadirkan, itupun hanya untuk kebutuhan fleet saja.
Tak ada alasan lain yang membuatnya kembali selain mengenai ketangguhannya.
Editor | : | inne |
KOMENTAR