JIP.co.id - Semenjak mesin diesel commonrail pertama muncul pada 1990-an silam, popularitas mobil diesel pun meningkat pesat.
Lebih responsif dan bertenaga, juga lebih halus dibanding diesel konvensional, sistem commonrail bersama turbocharger menjadi kunci kenyamanan mobil diesel modern.
Di Indonesia, SUV dan 4x4 terbaru rata-rata tersedia dalam versi diesel, tentu dengan teknologi commonrail. Sebut saja Toyota Hilux dan Fortuner, Mitsubishi Triton dan Pajero Sport, Ford Ranger dan Everest, Isuzu D-Max, Nissan Frontier, Mazda BT50, dan banyak lagi tipe premium.
Meski lebih halus dan bertenaga dibanding diesel konvensional, namun commonrail tak menyisakan banyak ruang untuk utak-atik. Yang paling sering dilakukan sebatas memasang komputer piggyback untuk ECU, mengganti atau memasang intercooler, mengganti downpipe (pipa exhaust setelah turbo-charger), dan memasang sistem injeksi water – methanol.
Modifikasi seperti itu dapat meningkatkan tenaga dari 130-an dk menjadi 180 - 200an tenaga kuda! Atau sekitar 30%, cukup signifikan untuk pemakaian sehari-hari.
Baca Juga: Unik, Modifikasi Mercedes-AMG GLE 63 Pakai Warna yang Tidak Biasa
Namun, bagaimana bila pemilik SUV/4x4 diesel termasuk orang yang cepat bosan? Ingin yang lebih bertenaga lagi? Nah, sekarang tak perlu bingung. Teknologi ini sudah mulai merambah Tanah Air. Sekadar informasi, di Thailand, pikap diesel paling kencang sudah mampu melibas 402 meter kurang dari 10 detik! Modikasi Fortuner diesel, sudah menembus angka 400 dk dengan torsi yang menyentuh 700 Nm!.
Saat ini, di Indonesia pun sudah mulai bermunculan diesel commonrail bertenaga monster. Namun perlu diingat, modikasinya bukan lagi sekadar bolt-on.
“Sekarang sudah menyentuh modifikasi pada pompa common-rail-nya, dan penggantian turbocharger ” ungkap Theodorus Surya Jaya, juragan REV Engineering yang getol bermain diesel.
Saat main ke workshopnya di Jl Arteri Kedoya, Jakarte Barat, tak jauh dari kantor redaksi, kami menjumpai Innova diesel bertenaga 320 dk.
Seperti yang kita tahu, tipe mesin 2KD di Innova ini sama persis dengan mesin Hilux dan Fortuner. Teddy melanjutkan penjelasannya, bahwa kunci modikasi tetaplah pada ECU, atau komputer yang mengatur kinerja mesin. Untuk mendapat performa maksimal, berbagai parameter pengaturan harus dapat diakses dan dimodikasi.
Dan untuk itu, Teddy bela-belain belajar langsung ke Thailand. Di sana, Teddy melihat bahwa tuner diesel Thailand banyak yang memakai produk piggyback computer yang berbeda dari yang populer di Tanah Air.
Baca Juga: Begini Kesaktian Long Arm Untuk Mobil Off-road
“Salah satu yang paling populer adalah ECU Shop. Mereka memang membuat khusus untuk diesel commonrail,” ungkapnya. Salah satu kelebihannya, adalah kemampuan pengaturan parameter yang jauh lebih komplet dan detail. Bukan hanya membuka limiter, tapi juga mengatur besarnya boost turbo. “Tapi, semua akan percuma bila komponen mesin tetap standar. Mobil diesel di Thailand yang bertenaga besar, biasanya juga memodifikasi pompa commonrailnya”.
Tenaga besar butuh banyak udara. Untuk itu perlu penggantian unit turbocharger dengan yang lebih efisien.
Pemasangannya butuh adaptor khusus dari exhaust manifold. “Untuk 300-an hp, boost turbocharger biasanya sekitar 2,3 bar”. Untuk piggyback, ECU Shop membuat dua tipe dasar, Junior untuk modifikasi ringan, dan Diesel Monster yang lebih advance. Tanpa alat ini, sulit memaksimalkan upgrade komponen yang dilakukan. Termasuk juga SVC, alat untuk mengatur kinerja pompa commonrail, sehingga dapat memasok solar lebih banyak (termasuk tekanannya) dari biasanya.
Menurut Teddy, untuk mendapat tenaga besar, butuh pasokan solar sebanyak mungkin. Untuk itu, pompa solarnya mesti dimodifikasi. Ia pun mengimpor sendiri beberapa komponen pengganti, yang dapat meningkatkan pasokan dan tekanan solar ke nosel, secara signifi-kan. “Untuk aplikasi yang lebih ekstrem, bisa saja mengganti pompa solarnya sekalian, dengan versi upgrade.” Tutup Teddy.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR