Jip.co.id - Masih dalam ulasan kendaraan offroad ekspedisi atau offroad dengan durasi panjang. Kali ini akan membahas seputar suspensi.
Kendaraan off-road panjang seperti ini pasti akan sangat akrab dengan bobot berlebih.
Karena banyaknya barang yang dibawa, di luar perangkat off-road yang menempel.
Baca Juga: Ini Dia Penyakit Utama Kabel Aki Mobil, Mesti Waspada Banget ya
Perbekalan dan peralatan yang wajib dibawa untuk bertahan hidup selama seminggu lebih di dalam hutan, pastinya tidak sedikit.
Bicara bobot, inilah saat menentukan spring rate per kendaraan.
“Awalnya kita harus tahu dulu bobot standar kendaraan, untuk jadi patokan dasar spring rate kendaraan kita,” jelas Taqwa, tunner handal yang biasa bikin mobil balap.
Dari situ barulah kita bisa prediksi spring rate, saat beban kendaraan sudah dipasangkan perangkat off-road dan barang bawaan.
Prapto dari bengkel Prafa Motorsport berpendapat setiap kendaraan punya kasus yang berbeda-beda.
“Sama-sama Jeep CJ misalkan, belum tentu kendaraan si A akan sama spring rate-nya dengan kendaraan si B,” jelasnya.
“Kebanyakan kendaraan ekspedisi seperti ini punya kecenderungan berat di belakang begitu ditimbang,” tambahnya.
Dari kebanyakan kasus, saat pilih per Prapto menambahkan ekstra 600 kg pada spring rate, di luar beban kendaraan.
Baca Juga: Mitsubishi Delica Bergaya ALTO, MPV Siap Buat Main Tanah
Untuk pilihan per, Yuri Kusweri mengandalkan spring rate lebih keras di depan ketimbang belakang. Pada Suzuki Vitara 4 pintu yang biasa digunakannya untuk off-road ekspedisi.
“Sebisa mungkin cari barang bawaan yang lightweight saat off-road panjang seperti ini,” jelas Yuri.
“Karena selain trek, handicap terberat buat off-road dengan jarak waktu lama adalah bobot kendaraan kita sendiri,” tambahnya.
Pastinya ini akan membuat suspensi kerja ekstra berat, bila beban yang ditanggung melebihi kapasitasnya.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR