JIP - Bukan hal yang mengherankan jika semua orang mengenal sosok Toyota Hilux sebagai kendaraan tangguh yang bisa diandalkan di berbagai medan.
Bahkan tidak sedikit yang menyetarakannya dengan sang raja, Land Cruiser. Opini tersebut tidak pernah akan muncul jika tidak ada pemicunya.
Dan pemicunya adalah Toyota Hilux generasi 3.
Generasi sebelumnya, Hilux sudah dikenal sebagai kendaraan niaga handal dan tangguh, namun perlu digarisbawahi bahwa dua generasi awal ini belum memiliki varian berpenggerak 4x4.
Bahkan kiprahnya pun berada di bawah bayangan Datsun Pick Up dan Isuzu LUV untuk persaingan di kelas pikap kecil.
Datsun unggul sebagai pelopor dan kiprahnya sudah diawali sejak tahun 1950-an, sedangkan Hilux sendiri baru berkarir di akhir era 1960-an.
Sementara LUV cukup diperhitungkan karena menawarkan versi 4WD di awal tahun 1970-an.
Rupanya Toyota cukup sigap menghadapi situasi pasar yang ada saat itu. Salah satunya menyikapi imbas dari krisis minyak lantaran meletusnya perang Yom Kippur pada penghujung 1973, yang menyebabkan embargo besar-besaran negara eksportir minyak di Timur Tengah.
Kebutuhan akan kendaraan tangguh segala medan nan ekonomis pun tak terelakkan. Walau seakan terlambat,
Toyota memandang bahwa Hilux memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai kuda hitam dalam situasi ini, dengan penambahan opsi fitur 4x4.
Bulan Agustus 1978 pun menjadi tahun kelahiran generasi 3 dengan kode N30 dengan sasis yang lebih masif dan kokoh,
namun belum dipersenjatai opsi 4WD. Varian 4x4 menyusul pada Januari 1979.
Kehadiran versi 4x4 ini cukup mengejutkan, LUV boleh berbangga sebagai pelopor 4x4 di kelas pikap mini,
namun Hilux memberikan penawaran lain yakni gardan depan solid axle dengan per daun.
Sekilas dinilai sebagai sebuah kemunduran, namun keunggulan pikap ini segera menjadi buah bibir, terutama di Amerika Utara dan Australia.
Gardan solid memang tidak senyaman Independent Front Suspension, namun dari segi ketangguhan tidak perlu diperdebatkan lagi.
Poin inilah yang membuat Hilux segera meninggalkan rival-rivalnya dan bahkan tidak sedikit orang menyebutnya sebagai miniatur dari Land Cruiser.
Berbicara tentang Land Cruiser dan Hilux. Antara keduanya terdapat hubungan yang cukup mesra.
Karena pada dasarnya terdapat beberapa bagian perangkat dari Land Cruiser 40 series yang dipergunakan pada Hilux.
Beberapa menyebutkan mulai dari as roda, girboks hingga transfercase merupakan donasi dari sang legenda.
Khusus untuk gardan, tidak sepenuhnya menggunakan milik Land Cruiser.
Pihak Toyota hanya menggambil as roda bagian depan saja dari 40 Series untuk dipasangkan pada gardan Hilux.
Sedangkan bonggol gardan depan lengkap dengan isinya, sepenuhnya dikembangkan dari gardan belakang Hilux itu sendiri.
Sehingga terdapat perbedaan signifikan antara gardan yang dipergunakan, di mana lingkar bonggol gardan Hilux hanya 8 inci, sedangkan 40 series 9 inci.
Kelak dikemudian hari, Hilux membalas budi dengan mendonasikan gardan depan dan bonggol gardannya pada Land Cruiser Bundera.
Kiprah generasi 3 ini ditutup pada tahun 1983. Komposisi gardan solid terus dibawa hingga beberapa generasi setelahnya.
Bahkan untuk versi Australia, gardan depan solidnya tetap dipergunakan hingga 2 generasi sesudahnya.
Model ini bagai penabuh genderang yang memasukkan Hilux dalam daftar kendaraan 4x4 yang disegani hingga saat ini.
Sayang, Indonesia tidak seberuntung negara lain. Kiprah Hilux di negeri tercinta ini terhenti pada generasi 2.
Walau pun beberapa generasi 3 dapat ditemui, namun biasanya kendaraan tersebut merupakan bantuan atau milik badan negara sahabat.
Eksistensi Hilux di Indonesia kembali muncul pada tahun 2006 dengan generasi 7.
Bagi kita di sini, sosok generasi 3 lebih familiar ditemukan pada mainan model scale ataupun model Remote control (RC).
Khusus untuk RC, Hilux menjadi salah satu model favorit yang masih tetap diburu. Suryo Sudjatmiko
Spesifikasi
Toyota Hilux N30/N40
Produksi : Agustus 1978-Agustus 1983
Asembli : Toyota City, Hino Motors-Himura, Tokyo Jepang
Bodi : 2 dan 4 pintu pikap
Layout : front engine, rear wheel drive/four wheel drive
Mesin : 1.6 L 12R I4, 1.8 L I4, 2.0 L 18R I4, 2.2 L 20R I4, 2.4 L 22R I4, 2.2 L L diesel I4
Transmisi : 4 dan 5 percepatan manual
: 3 percepatan otomatis
Wheelbase : 2,585 mm (101.8 in) (N30)
2,800 mm (110.2 in) (N40)
Mesin :
- 1978–1983: 1.6 L (1587 cc) 12R SOHC I4, 80 PS (59 kW) at 5200 rpm and 12.5 kg·m (123 N·m) of torque at 3000 rpm (RN30/40)
- 1981–1983: 1.8 L preflow, 4-speed manual (Australia)
- 1978–1980: 2.2 L (2189 cc) 20R SOHC I4, 67 kW (91 PS; 90 hp) at 4800 rpm and 165 N·m (122 lb·ft) of torque at 2400 rpm
- 1981–1983: 2.4 L (2366 cc) 22R SOHC I4, 98 PS; 97 hp (72 kW) at 4800 rpm and 175 N·m (129 lb·ft) of torque at 2800 rpm
- 1981–1983: 2.2 L diesel I4, 46 kW (63 PS; 62 hp) at 4200 rpm and 126 N·m (93 lb·ft) of torque (SR5 long bed only in the US), LN30/40