Jip.co.id - Tidak pernah sangka kalau Suzuki Jimny generasi tiga ini adalah tunggangan Wijaya Kusuma.
Pasalnya, off-roader senior yang satu ini sudah benar-benar meninggalkan dunia kompetisi off-road belasan tahun silam.
Walaupun dunia off-road memang tidak lepas dari dirinya. Lima tahun lalu, Jaya panggilan akrabnya. Mulai mengamati dunia reli.
“Saya beberapa kali bantu tim Indonesia saat ikut balap Asia Cross Country Rally. Dan reli ini tidak hanya berkompetisi, tapi tantangan trek dan kerja sama sangat kuat,” ucap Jaya yang terpancing untuk kembali turun di event off-road.
Baca Juga: Tips Rawat SUV, Ayo Beri Perhatian Pada Gardan Agar Gak Boros
Jaya pun terinspirasi dengan tiga kendaraan peserta yang selalu turun di event yang dikenal dengan singkatan AXCR ini.
“Kendaraan ini adalah Suzuki Jimny generasi ke tiga. Dan hebatnya tiga Jimny ini selalu ada diperingkat 10 besar tiap kali turun AXCR. Dan ini sangat menginspirasi saya buat ikut balap pakai Jimny,” jelas Jaya.
Dan tahun lalu Suzuki Jimny generasi ke tiga pun dibeli Jaya. Mobil ini pun langsung dibangun untuk ikutan turun diajang AXCR 2019.
Dengan konsep modifikasi yang meniru tunggangan milik pembalap asal Jepang. Merupakan salah satu peserta menggunakan Jimny dari Jepang.
Balap rally raid atau reli panjang seperti ini memang tidak hanya mengunggulkan kendaraan kencang. Karena balapnya akan menempuh jarak diatas 1.000 km selama enam hari.
Modifikasi yang dilakukan tentu mengutamakan ketahanan atau endurance dari mobil itu sendiri. Untuk melahirkan Jimny yang siap balap reli panjang.
Jaya mempercayakan tunggangannya ini pada workshop Quadra4x4 dan berkolaborasi dengan Art Engineering. Proses pengerjaan pun memakan waktu setahun, sampai akhirnya mobil diberangkatkan ke Thailand untuk bertanding.
Dan tidak salah rasanya kalau ini merupakan Jimny pertama di Indonesia yang terjun rally raid.
Baca Juga: Daftar Harga Oli Mesin Diesel Terbaru September 2020, Mulai Dari Segini!
Jimny JB33 yang digunakan ini dibekali mesin G13BB dengan kapasitas 1.300 cc. Karena mengincar performa lebih besar namun endurance mesin tetap panjang, Jaya lebih memilih untuk ganti mesin.
Dengan mengadopsi mesin 1.500 cc milik Suzuki Swift. Mesin dengan kode M15A memiliki tenaga lebih besar 19 hp dan 18 Nm pada torsi. Jeroan mesin dibiarkan standar agar tidak mengurangi endurance mesin.
Hanya suplai udara dibesarkan pakai throttle body milik Suzuki Aerio. Dan injector ganti pakai milik Suzuki Ertiga. Agar tenaga mesin yang disalurkan lebih optimal, power to weight ratio pun disempurnakan.
Dengan cara hybrid pada bagian transmisi. Transmisi Jimny JB33 pun dilengserkan dengan girboks milik Suzuki Escudo dan transfercase Suzuki Jimny Samurai. Menurut Yasin dari Art Engineering, racikan rasio transmisi paling pas untuk kebutuhan reli panjang.
Gardan asli JB33 tentu masih digunakan. Namun konstruksi gardan sudah reinforced atau diperkuat pada bagian selongsongnya.
Agar punya traksi lebih maksimal saat berlaga di trek reli.
Dipasangkan limited slip differential di gardan depan dan belakang.
Karena kebutuhan kompetisi, per dan sokbreker jadi konsentrasi utama. Agar Jimny JB33 ini punya handling yang lebih baik, per pun ganti lansiran 4x4 Engineering.
Sedangkan sokbreker menggunakan Profender Reservoir 8 inci. Karena travel sokbreker masih kepanjangan untuk Jimny, as sokbreker diubah jadi 5 inci.
Format link arm tetap menggunakan 3 link. Namun link sudah custom dengan konstruksi lebih kuat garapan bengkel Quadra 4x4.
Baca Juga: Tips Rawat SUV, Ini Efek Campur Air Wiper Dengan Sabun
Pelek escudo ukuran 7” jadi andalan saat balap nanti.
Dalam sesi foto ini masih menggunakan pelek sementara.
Pelek akan dibalut ban ukuran 195x85-R16 yang dirasa paling pas untuk bobot dan tenaga Jimny.
Bumper tambahan minimalis dan masih mempertahankan sedikit bumper asli Jimny agar tidak merusak estetika.
Setiap bumper memiliki selongsong untuk memasang bracket winch model quick release.
Karena reli di AXCR banyak melintasi sungai dalam, snorkel memang sangat dibutuhkan.
Di pilar A sebelah kiri dipasang besi untuk pelindung kaca dari ranting dan sekaligus melindungi kabel sinyal GPS untuk Terratrip.
Jok Sparco Evo ini dipasangkan alas tambahan biar duduk lebih nyaman, jadi balap yang durasinya rata-rata lebih dari empat jam tidak bikin badan pegal.
Radio komunikasi digunakan untuk menghubungi service car yang standby di luar lintasan balap.
Karena paddock atau service car selalu pindah tempat setiap hari.
Baca Juga: Beberapa Hal di Ban yang Bisa Buat Setir Mobil Bergetar Saat Melaju
Struktur asli dasbor Jimny generasi tiga ini masih banyak yang dipertahankan.
Namun tetap harus berkompromi dengan perangkat penunjang reli.
Agar navigasi lebih presisi dan akurat, dipasangkan Terratrip 303 GeoTrip V4 untuk membaca pace noted.
Dan Lody Natasha sebagai navigator pun juga tetap dibantu alat navigasi lainnya, seperti GPS agar memperkecil tersesat saat lomba.
Ruang kabin belakang yang mungil dimanfaatkan untuk meletakan ban cadangan, winch, dongkrak farm jack dan jerrycan bensin.
Pastinya semua perangkat ini sangat dibutuhkan saat reli panjang.
Winch pun disiapkan untuk sistem knock down supaya bisa di pindah pasangkan untuk bagian depan atau belakang saat dibutuhkan.